laboratorium inspirasi psikologi kesehatan & seksualitas cinta

Orang-orang Lebih Bernafsu untuk Diarahkan

gambar Tenda Maut

Gambar di sebelah ini adalah bagian-dalam sebuah tenda terpal di Sedona, Arizona, Amerika Serikat. Tenda tersebut ternyata merupakan perangkap maut bagi tiga orang peserta tantangan dayatahan tubuh. James Ray, sang guru pengembangan-diri yang mengelola acara ini, ditahan pada Februari 2010. Belakangan, Ray dihukum lantaran tiga dakwaan tentang pengabaian upaya bunuh diri.

Mencari Panduan Hidup

Kita hidup di suatu masa yang perubahan sosialnya tidak sejalan dengan kemajuan teknologi. Menurut sejumlah kritikus sosial, rentetan perubahan yang kita saksikan di sekitar kita menciptakan rasa cemas dan ketidakpastian, yang kita coba redakan dengan mencari suatu panduan hidup. Pencarian ini, yang kadang-kadang serba salah, dengan sendirinya menempuh banyak jalan.

Sebagai contoh, bisa kita lihat ratusan ribu orang Amerika yang membelanjakan uangnya dalam jumlah besar untuk mengikuti program–program pengembangan-diri semacam seminar-seminar hubungan asmara Mars-Venus ala John Gray, Silva Mind Control, Scientology, dan seminar-seminar penguasaan kehidupan ala Tony Robbins. Program-program ini memiliki ciri khas menjanjikan pencerahan yang mendalam dan pengubahan kehidupan orang secara cepat. Banyak peserta mengaku bahwa program-program tersebut telah membawa perubahan yang revolusioner pada kehidupan mereka. Meski begitu, hampir semua ahli berpendapat bahwa program-program semacam itu memiliki kredibilitas ilmiah yang rendah, dan [bahwa] penyajiannya di buku dan majalah hanya merupakan cara mudah untuk mengeruk keuntungan besar (Behar, 1991; Pressman, 1993).

Pada analisis tertentu yang lebih pedas terhadap program–program tersebut, Steve Salerno (2005) menyajikan laporan tentang besarnya laba yang dikumpulkan oleh para penciptanya. Misalnya, Tony Robbins meraup pendapatan 80 juta dolar per tahun, Dr. Phil 20 juta dolar per tahun, dan John Gray 50 ribu dolar per ceramah. Dalam kritiknya, Salermo juga menyerang sikap munafik dan penggelembungan mandat guru-guru pengembangan-diri terkemuka. Misalnya, dia menyatakan bahwa gelar doktor yang diperoleh John Gray berasal dari perguruan tinggi korespondensi yang tidak mendapat akreditasi; bahwa Dr. Phil memiliki catatan dugaan kuat akan rendahnya komitmen dia pada perkawinan; dan bahwa Dr. Laura ialah "seorang pengecam seks luar-nikah, sementara ia sendiri menikmatinya" (2005, hlm. 44). Yang paling pedas, besarnya kesuksesan guru-guru pengembangan-diri dan program-program realisasi-diri itu menunjukkan [secara tersirat] betapa malangnya sebagian masyarakat dalam mengejar tujuan dan panduan hidup mereka.

Biasanya, program-program pengembangan-diri merupakan penipuan yang tidak berbahaya, yang memberikan suatu ilusi tujuan hidup atau suatu penguat sementara terhadap rasa percaya-diri. Tetapi pada beberapa kasus, program-program itu bisa menjerumuskan orang ke jalur gila-gilaan yang ternyata berbahaya. Contoh yang paling menggemparkan mengenai potensi bahaya itu terjadi pada Oktober 2009 di Sedona, Arizona. Tiga orang meninggal dan delapan-belas lainnya masuk rumah sakit, setelah mengikuti suatu pelatihan "pejuang spiritual" yang mengharuskan mereka tinggal berjam-jam di tenda terpal yang didirikan [untuk itu] (Harris & Wagner, 2009).

Pelatihan di tempat sunyi ini dipimpin oleh James Ray, seorang guru pengembangan-diri populer yang website-nya menjanjikan pengajaran “bagaimana memicu Benak Bawah-sadar anda agar secara otomatis meningkatkan kekayaan dan kesuksesan”. Ray, yang telah menulis buku-buku inspirasi dan tampil di acara-acara talkshow TV yang populer, telah membangun suatu imperium pengembangan-diri yang menghasilkan 9 juta dolar per tahun. Sekitar 50 hingga 60 orang yang ikut dalam pelatihannya yang bernasib buruk tersebut masing-masing membayar US$ 9.000 untuk acara istimewa ini. Setelah selama 36 jam menjalani puasa di padang pasir untuk “meneropong masa depan”, mereka dibawa ke sebuah tenda beratap terpal sebagai ujian tantangan dayatahan yang diharapkan akan menunjukkan kepada mereka bahwa mereka bisa meraih kepercayaan diri melalui penaklukan rasa tidak enak badan (Kraft, 2009).

Sialnya, tenda itu berventilasi buruk dan mencapai panas yang berlebihan. Akibatnya, dalam satu jam, orang-orang yang tinggal di dalamnya mulai muntah-muntah, terengah-engah menghirup nafas, dan pingsan. Tanpa gentar, Ray mendorong pengikut-pengikutnya untuk tetap bertahan, dengan memberitahu mereka bahwa muntah-muntah [justru] bagus bagi mereka. Ray mengatakan, “Kalian harus mampu melewati tantangan ini.” (Doughter, 2009).

Tidak ada yang dipaksa secara fisik agar bertahan, tetapi Ray menghadirkan intimidasi yang secara kuat mendorong setiap orang agar bertahan, hingga mereka bisa membuktikan bahwa mereka lebih kuat daripada tubuh mereka. Dan tragisnya, ia mendorong mereka terlalu jauh; pada akhir acara, banyak peserta mengalami sakit serius. Bahkan, menurut salah satu laporan, “Kesimpulannya, Ray tampak tak mengkhawatirkan kondisi tubuh-tubuh yang sudah tak sadarkan diri di sekitarnya. Para saksi mengatakan, Ray menampakkan keunggulannya dengan mengepalkan tangan, karena ia sendiri telah berhasil melewati tantangan dayatahan tubuh.” (Whelan, 2009)

Sebagian ekor dari peristiwa ini ternyata juga terungkap. Selaras dengan tudingan [Salerno] bahwa kegiatan semacam itu semata-mata demi uang, Ray mengembalikan sebagian uang kepada keluarga Kirby Brown, seorang peserta yang tewas di pondok terpal tersebut (Martinez, 2009).

Adapun reaksi dari beberapa pengikut Ray setelah tragedi pondok terpal itu telah terang-benderang. Anda mungkin berpikir bahwa setelah secara ceroboh membawa orang-orang "ke bibir jurang", Ray mungkin kehilangan kepercayaan di mata para pengikutnya. Tapi coba pikirkan lagi. Wartawan-wartawan yang meliput kejadian mengerikan ini tanpa kesulitan mendapatkan pernyataan dari para pendukung Ray yang tetap penuh semangat membela pandangannya mengenai pengembangan-diri (Kraft, 2009).

Kepercayaan yang tak tergoyahkan kepada ajaran-ajaran Ray itu merupakan kesaksian yang gamblang bahwa daya persuasi para pemimpin karismatiklah yang mempromosikan program-program pengembangan-diri. Sementara itu, di Arizona pada tahun 2011, para juri berunding selama kurang dari 12 jam sebelum menghukum Ray lantaran tiga dakwaan tentang pengabaian upaya bunuh diri (Riccardi, 2011).

Bisa kita lihat juga betapa beberapa kelompok agama alternatif––yang biasanya disebut aliran-kepercayaan (cult)––telah memikat banyak pemeluk baru yang dengan suka-rela menjalani suatu kehidupan dengan aturan tertentu, dengan patuh, dan dengan ideologi yang bergairah. Walau sulit untuk mendapatkan data, sebuah penelitian menyatakan bahwa lebih dari 2 juta orang dewasa menjadi pengikut aliran-aliran kepercayaan di Amerika Serikat (Robinson, Frye, & Bradley, 1997).

Sebagian besar aliran kepercayaan itu berkembang tanpa menarik perhatian, kecuali jika insiden-insiden ganjil––semisal bunuh diri masal para pengikut aliran Gerbang Surga (Heaven’s Gate) di dekat San Diego pada tahun 1997––menarik perhatian publik. Dipercaya secara luas bahwa aliran-aliran kepercayaan [semacam] itu memanfaatkan pencucian otak dan pengendalian benak untuk merayu orang-orang kesepian yang ada di luar (Richardson & Introvigne, 2001). Akan tetapi, pada kenyataannya, para pengikut baru ialah berbagai macam orang normal yang terpengaruh oleh strategi-strategi psikologi sosial yang umum walaupun canggih (Singer 2003, Zimbardo 2002).

Tampak bahwa orang-orang bergabung dengan aliran-aliran kepercayaan itu karena kelompok-kelompok ini tampak menyediakan penyelesaian yang sederhana atas masalah-masalah mereka yang rumit, memberikan rasa terarah dan rasa memiliki, dan menyediakan gayahidup teratur yang mengurangi rasa ketidakpastian (Coates, 2011; Zimbardo, 1992). Menurut Hunter (1998), rasa keterasingan, kebingungan identitas, dan lemahnya ikatan-ikatan komunitas membuat sebagian orang menjadi rentan terhadap rayuan pengkultusan.

Lalu, kalau Anda tertarik pada kehidupan kita, ingin mendapati contoh pencarian arah kehidupan dalam kehidupan sehari-hari, Anda tak perlu jauh-jauh dari radio. Di situ terdapat kepribadian terdahsyat se-Amerika Serikat, "Dr. Laura" Schlessinger, yang nasihatnya dipatuhi dan dipercaya oleh jutaan orang yang menjadi pendengarnya di radio.

Hanya ada 7 atau 8 orang penelpon yang menyertainya pada setiap acaranya. Anehnya, setiap hari ada sekitar 75 ribu panggilan telpon yang ingin disambungkan dengan perempuan ini, yang pembicaraannya terus-terang dan nasihat-nasihatnya penuh dengan pertimbangan.

gambar Doktor Laura

Dr. Laura itu bukan psikolog atau pun psikiater; gelar doktornya di bidang fisiologi. Ia menganalisis masalah-masalah yang diajukan para penelpon itu dengan kerangka yang lebih bersifat moral daripada psikologis. Berbeda dengan para terapis umumnya, dia orang yang sangat konfrontasional; hampir-hampir ia tak memiliki empati kepada para penelponnya; ia pun berkhotbah kepada khalayaknya mengenai bagaimana mereka seharusnya mengarahkan hidup mereka (Arkowittz & Lilienfeld, 2010).

Pada banyak kesempatan, ia bahkan menghina penelponnya, mencontohkan intoleransi, dan memberikan nasihat yang patut dipertanyakan. Pada editorial Psychology Today, Robert Epstein menyimpulkan bahwa "diantara para profesional kesehatan mental yang sah, takkan ada yang memberi petuah yang bercorak memecah-belah dan penuh kebencian yang digelontorkan Schlessinger tiap hari." (Epstein, 2001, hlm. 5) [Lihat cerita lucu di "Beginilah Dunia Modern".]

Meski begitu, tingginya popularitas petuah mautnya menunjukkan sekali lagi bahwa banyak orang lebih bernafsu untuk diarahkan dan dipandu.

Contoh-contoh tentang pencarian panduan hidup itu bisa saja kami pilih untuk kita periksa [lebih lanjut]. Namun, kami hendak menyediakan analisis pendalaman kita terhadap perwujudan dari pencarian tersebut yang bahkan lebih terkait dengan penyesuaian [hidup] sehari-hari yang merupakan fokus kita: suksesnya secara spektakuler buku-buku "pengembangan diri" terlaris.

Psychological Self-Help

Profesor Clayton E. Tucker-Ladd, seorang psikolog klinis, menghabiskan waktu selama lebih dari 30 tahun untuk merambah [masalah tentang] bagaimana individu-individu dapat membantu mereka sendiri menghadapi masalah-masalah dan persoalan-persoalan pribadi dari sudutpandang psikologi. Di situs Psychological Self-Help, dapat Anda jumpai sebuah buku online karya Tucker-Ladd yang berisi duabelas bab tentang pengembangan-diri. Isinya berdasarkan penelitian mutakhir. Buku online ini bisa menjadi komplemen yang sangat baik bagi materi kuliah Pengantar Psikologi Terapan.

Catatan

Diterjemahkan oleh Priyo Suwito dan diedit oleh Profesor Idiot dari buku kuliah Weiten-Dunn-Hammer, Psychology Applied to Modern Life, Edisi 11 (Cengage Learning, 2015), Bab 1, "Adjusting to Modern Life", hlm. 4-6.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar